Rabu, 06 Februari 2013

KEMUNDURAN ISLAM

Masjid Cordoba Di Masa Kejayaan dan Kemunduran Islam

Google Image
Di dalam sejarah Islam, masjid memegang peranan penting untuk kemajuan peradaban. Kita sering melihat di atas kubah masjid ada lambang bulan sabit dan bintang sebagai lambang kejayaan. Masjid yang pertama kali di bangun Rasulullah Saw. adalah masjid Quba, kemudian masjid Nabawi. Masjid ini selain sebagai tempat beribadah, juga tempat menuntut ilmu, bermusyawarah dan mengatur strategi perang.
Seiring dengan berjalannya waktu, fungsi masjid semakin sangat sentral. Di dalam kompleks masjid di bangun sekolah, perpustakaan, laboratorium, dan observatorium. Masjid menjadi tempat yang paling banyak dikunjungi orang daripada tempat lainnya. Orang pergi ke masjid tidak hanya berniat beribadah di dalamnya, tetapi juga menuntut ilmu dan berdiskusi.
    “Di era kejayaan Islam, masjid tak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah saja, namun juga sebagai pusat kegiatan intelektualitas,” ungkap J. Pedersen dalam bukunya berjudul Arabic Book.
    Sejarawan asal Palestina, AL Tibawi, menyatakan bahwa sepanjang sejarahnya, masjid dan pendidikan Islam adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Di dunia Islam, sekolah dan masjid menjadi satu kesatuan. “Sejak pertama kali berdiri, masjid telah menjadi pusat kegiatan keislaman, tempat menunaikan shalat, berdakwah, mendiskusikan politik, dan sekolah,” cetus Jacques Wardenburg.
    Salah satu masjid yang paling terkenal dalam sejarah Islam adalah Masjid Cordoba di Spanyol. Masjid ini dibangun oleh Khalifah Bani Umayyah yang bernama Abdurrahman III. Masjid ini memiliki seni arsitektur yang tinggi dan indah. Tinggi menaranya 40 hasta di atas batang-batang kayu berukir dan ditopang oleh 1293 tiang yang terbuat dari berbagai macam marmer bermotif papan catur. Di sisi selatan tampak 19 pintu berlapiskan perunggu dengan kreasi yang sangat menakjubkan. Sementara pintu tengahnya berlapiskan lempeng-lempeng emas. Panjang Masjid Cordoba dari utara ke selatan mencapai 175 meter dan lebarnya dari timur ke barat 134 meter. Sedangkan tingginya mencapai 20 meter.
    Setiap gerbang di masjid itu terdapat batu-bata merah dan batu putih. Gabungan unsur batu-batu tersebut mampu mewujudkan konsep jaluran yang menakjubkan. Konsep jaluran merah-putih itu banyak mempengaruhi seni arsitektur bangunan di Spanyol. Hiasan dindingnya disemarakkan unsur flora dan inskripsi dari al-Quran dalam bentuk ukiran kapur, kaca, marmar dan mozaik emas.
    Bangunan masjid ini sangat kokoh dan tahan gempa, bahkan pada gempa keras yang pernah terjadi tahun 1793 (gempa bumi Lisabon) tidak ada sedikitpun keretakan yang terjadi. Sedangkan bangunan Kathedral dalam bagian masjid ini didirikan pada awal abad ke-13 masehi telah mengalami keretakan yang saat ini masih dapat terlihat.
    Selain itu, kemegahan dekorasi pada ruang shalat juga sangat menonjolkan ruang mihrab. Lubang-lubang hiasan diletakkan pada ruangan kecil berbentuk segi delapan. Konfigurasi yang menakjubkan pada mihrab tersebut menjadi pusat perhatian. Kemegahan Masjid Cordoba yang bertahan hingga sekarang menjadi saksi masa keemasan Islam di benua Eropa..
    Keagungan masjid ini mencerminkan kemakmuran dan kesejahteraan Negara tersebut. Cordoba pada saat itu menjadi pusat perdagangan, ilmu pengetahuan, dan ibu kota kekhalifahan Bani Umayyah. Saat itu, terdapat 170 wanita yang berprofesi sebagai penulis kitab suci al-Quran dengan huruf Kufi yang indah. Anak-anak fakir miskin pun bisa belajar secara gratis di sekolah yang disediakan Khalifah. Aktivitas di masjid begitu semarak. Tak heran, jika pada malam hari, masjid itu diterangi 4.700 buah lampu yang menghabiskan 11 ton minyak pertahun
    Setiap tahun perpustakaan Masjid Cordoba dikunjungi oleh lebih dari 400.000 orang. Jumlah ini sangat jauh berbeda dengan kunjungan orang-orang di perpustakaan-perpustakaan Eropa yang hanya mencapai 1000 orang pertahunnya. Perpustakaan Masjid Cordoba tidak hanya dikunjungi oleh muslim, tetapi juga non-muslim. Salah satu alumninya adalah pemimpin tertinggi agama Katolik, Paus Sylvester II. Selepas belajar matematika di Spanyol, dia kemudian mendirikan sekolah katedral dan mengajarkan aritmatika dan geometri kepada para muridnya.
    Masjid Cordoba telah menghasilkan ulama dan ilmuwan-ilmuwan besar yang dikenang
    sepanjang masa. Beberapa di antaranya:
    • Ibnu Rusyd: ahli fikih penulis kitab Bidayatul Mujtahid dan juga filosof dan dokter ternama.
    • Ibnu Hazm: ahli fikih penulis kitab al-Muhalla, sastrawan, dan juga pakar studi perbandingan agama.
    • Al-Qurthubi: ahli tafsir penulis kitab Tafsir al-Qurthubi.
    • Ibnu Bajjah: ahli matematika ternama.
    • Al-Ghafiqi: ahli botani ternama.
    • Ibnu Thufayl: ahli kedokteran dan filosof ternama.
    • Al-Idrisi: seorang kartografer dan geographer ternama.
    • Ibnu Farnas: peletak dasar penciptaan pesawat terbang.
    • Al-Zahrawi: ahli bedah yang telah menciptakan alat-alat bedah.
    • Ibnu Zuhr: dokter ahli jantung ternama.
    Namun sayang, sejak ditaklukkan oleh Raja Leon Alfonso VII yang Kristen, masjid ini dirubah fungsinya menjadi sebuah gereja. Pada awal abad ke-13, kekhalifahan Bani Umayyah tidak dapat mengatasi serbuan bangsa Eropa yang datang dari Utara maka Cordoba ditaklukkan, termasuk masjid ini ikut diduduki. Kemudian beberapa tiang dihancurkan dan di dalam bangunan masjid didirikan kathedral yang diberi nama Cathedral Mezquita (Katedral Masjid). Pada beberapa dinding masjid saat ini terlihat lambang-lambang non muslim. Sampai saat ini masih berdentang lonceng gereja tiap beberapa menit sekali.
    Mengabaikan janji mereka untuk toleran terhadap keyakinan kaum Muslim, bangsa Spanyol yang Kristen ikut serta dalam gelombang pemaksaan, pengusiran dan pembunuhan. Masjid-masjid dihancurkan, sebaliknya gereja-gereja dibangun.
    Kenangan pada “masa berdarah” dan perang yang selama ratusan tahun melanda seluruh Spanyol masih hidup dalam ingatan kebanyakan orang-orang Kristen.
    Bahkan hari ini di bukit-bukit sekitar Granada, mereka masih menggunakan doa pembaptisan lama, “Inilah anakmu: kau berikan seorang Moor (muslim) padaku, Aku kembalikan dia menjadi seorang Kristen.”
    Keruntuhan Cordoba itu tidak saja diratapi oleh Umat Islam, tetapi juga seorang penulis Kristen Stanley Lane Poole dalam bukunya “The Mohammadan Dynasties” mengaku betapa mundurnya peradaban Spanyol setelah runtuhnya kerajaan Islam Cordoba.
    Oleh: Abu Farras Mujahid, Bandung
    Facebook
    Blog

    SEJARAH MUSIK COUNTRY

    Musik country adalah campuran dari sejumlah unsur musik Amerika yang berasal dari Amerika Serikat Bagian Selatan dan Pegunungan Appalachia. Musik ini berakar dari lagu rakyat Amerika Utara, musik kelt, musik gospel, dan berkembang sejak tahun 1920-an.[1] Istilah musik country mulai dipakai sekitar tahun 1940-an untuk menggantikan istilah musik hillbilly yang berkesan merendahkan. Pada tahun 1970-an, istilah musik country telah menjadi istilah populer. Istilah lain untuk genre musik ini adalah country and western, namun sudah semakin jarang dipakai kecuali di Britania Raya dan Irlandia.[1]
    Karier Elvis Presley berawal dari musik berirama country sebelum menjadi raja rock and roll. Salah satu julukan baginya adalah The Hillbilly Cat. Elvis juga pernah menjadi bintang tamu tetap di acara radio milik Louisiana Hayride[2] Salah seorang penyanyi country, Garth Brooks tercatat sebagai artis solo terlaku dalam sejarah industri rekaman AS. Ia telah menjual lebih dari 200 juta rekaman.[3] Taylor Swift adalah musisi country yang paling dikenal di Dunia & Indonesia saat ini.

    Asal mula

    Imigran yang tiba di Amerika Utara dan menetap di selatan Pegunungan Appalachia membawa serta alat musik dari Eropa berikut irama musik yang telah dikenal mereka selama 300 tahun. Orang Irlandia membawa fiddle (biola), orang Jerman membawa alat musik petik dulcimer, orang Italia membawa mandolin, orang Spanyol membawa gitar, dan orang Afrika membawa banjo[4] Interaksi antarmusisi dari berbagai kebangsaan menghasilkan musik khas Amerika Utara. Di awal abad ke-20, grup musik Appalachia menggunakan alat musik seperti fiddle, gitar, dan banjo.[5] Bentuk awal musik country dan rekaman musik jenis ini sering disebut musik rakyat Amerika Utara (old-time music)
    Sepanjang abad ke-19, sejumlah kelompok imigran di Amerika Serikat yang berasal dari Eropa, terutama Irlandia, Britania Raya, Jerman, Spanyol, dan Italia pindah ke Texas. Kelompok dari berbagai bangsa tersebut berinteraksi dengan orang Spanyol, orang Meksiko-Amerika, penduduk asli Amerika Serikat, dan pemukim Amerika Serikat yang sudah lebih dulu menetap di Texas. Sebagai hasilnya, di Texas berkembang kebudayaan dengan ciri-ciri khas yang berakar dari kebudayaan negara asal pemukim. Pemukim dari wilayah yang sekarang disebut Jerman dan Republik Ceko mendirikan aula dansa yang besar di Texas. Petani dan orang kota menggunakannya sebagai tempat berkumpul, menari, dan menghabiskan waktu santai bersama. Di antara irama musik yang dimainkan adalah musik waltz dan polka. Alat musik yang dimainkan untuk meramaikan aula dansa adalah akordion.

    Rockabilly

    Tahun 1956 bisa disebut sebagai tahun rockabilly untuk musik country. Peringkat ke-2, ke-3, dan ke-4 tangga Billboard waktu itu ditempati oleh Elvis Presley dengan "Heartbreak Hotel", Johnny Cash dengan "I Walk the Line", dan Carl Perkins dengan "Blue Suede Shoes".[24] Pada tahun 1958, Johnny Cash dan Elvis kembali menempatkan lagu-lagunya di 5 teratas Billboard, masing-masing dengan "Guess Things Happen That Way/Come In, Stranger" di urutan ke-3 dan "Don't/I Beg Of You" di urutan ke-5.[25] Elvis mengakui dipengaruhi artis rhythm and blues. Sementara itu tentang gaya bermusiknya, Elvis berkata, "Orang kulit berwarna sudah lama menyanyikan dan memainkan musik seperti yang aku mainkan sekarang, sudah lama sekali daripada yang kutahu." Ia juga menambahkan, "Musikku hanyalah musik country yang melompat-lompat."[26]
    Genre yang sekarang disebut rockabilly mencapai puncak kepopuleran di kalangan penggemar musik country pada tahun 1950-an dan lagu-lagunya direkam oleh pemusik country. Di akhir dekade 1950-an, musisi country tradisional seperti Ray Price, Marty Robbins, dan Johnny Horton mulai menjauhkan diri pengaruh rock and roll.
    Musik country mendapat perhatian pendengar di seluruh Amerika Serikat melalui acara musik Ozark Jubilee. Acara ini disiarkan secara langsung dari Springfield, Missouri, dari tahun 1955 hingga 1960. Musisi yang tampil adalah pemusik country yang top, termasuk pemusik beraliran rockabilly.

    Musik country di Indonesia

    Pada era dekade 80an, musik Country banyak mempengaruhi musisi-musisi Indonesia seperti Ebiet G. Ade & Iwan Fals dalam irama aransemen mereka, dengan banyaknya suara instrumen seperti harmonika, gitar bass dan biola yang dimainkan dalam lagu-lagu mereka.
    Di Indonesia, Musik country kontemporer mulai dipopulerkan oleh Tantowi Yahya pada pertengahan dekade 2000an. Tantowi mendirikan Country Music Club of Indonesia pada Januari 2003, dan menjadi host di acara televisi “Goin’ Country” yang ditayangkan oleh MetroTV.











    Pengikut