Kamis, 13 September 2012


Kurikulum Daihatsu Ciptakan SDM Berstandar Dunia
4
Headline
IST
Oleh: advertorial
Teknologi - Senin, 10 September 2012 | 15:05 WIB
Berita Terkait
Diberdayakan oleh Terjemahan
INILAH.COM, Jakarta - 'Daihatsu' menjadi salah satu kurikulum yang ditawarkan SMK? Mengapa tidak? Justru dengan mencantumkan 'Daihatsu' ke dalam kurikulum di SMK, dapat meningkatkan standar mutu siswa-siswa SMK khususnya sekolah kejuruan Otomotif.
Hal ini sekaligus menjadi sebuah proses yang efisien agar dapat menyaring bakat-bakat potensial yang dimiliki oleh para siswa SMK. Program ini terkait dengan niatan Daihatsu untuk memberikan peluang kerja bagi pelajar SMK yang ingin langsung turun bekerja selepas tamat sekolah.
Tujuan mulia ini pun sejalan dengan Catur Dharma Astra (induk perusahaan yang menaungi brand Daihatsu di Indonesia) yang berbunyi, 'Menjadi milik yang bermanfaat bagi Bangsa dan Negara'.
“Ini merupakan tugas Daihatsu untuk turut mencerdaskan putra-putri bangsa, karena kami ingin membangun semangat cinta bangsa bagi seluruh SDM di perusahaan kami. Daihatsu merupakan salah satu gerbang sukses bagi rekan-rekan lulusan SMK yang ingin berkarir dan menjadi bagian dari kebanggaan atas prestasi Daihatsu di Indonesia maupun di dunia,” papar Ahmad Syaufi, Technical Service Division Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM).
Daihatsu sebagai pioneer kurikulum di SMK yang direstui oleh Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo di tahun 2011, dikarenakan kondisi kurikulum SMK terutama Otomotif yang kini sudah tidak sesuai dengan praktik di dunia otomotif yang senantiasa berkembang.
Sasaran kurikulum Daihatsu sasarannya masih sebatas di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kedepannya akan merambah ke Jawa Timur dan Jakarta.
Metode pelatihan penerapan kurikulum Daihatsu dilakukan dengan memberikan bimbingan untuk guru SMK binaan agar kurikulum dapat tersampaikan dengan baik. Per tahunnya, ada tiga hingga empat angkatan guru yang dibina, dan masing-masing angkatan terdiri dari 15 orang guru binaan.
Diharapkan langkah yang dilakukan Daihatsu ini bisa menjadi salah satu factor penyemangat bagi masyarakat Indonesia untuk dapat memotivasi diri agar bisa memiliki standar kualitas SDM tingkat dunia.
Dan upaya ini tidaklah berarti tanpa adanya keinginan masyarakat yang ingin memperoleh kesempatan yang sama (khususnya level pendidikan SMK) dengan peluang sukses yang bisa diraih oleh para Sahabat Daihatsu yang memiliki kesempatan berpendidikan lebih tinggi. [ikh]

Jejak Bencana Alam Era Mesir Kuno Ditemukan
3
Headline
livescience
Oleh: Nur Ikhsan Suryakusumah
Teknologi - Minggu, 19 Agustus 2012 | 13:36 WIB
Berita Terkait
Diberdayakan oleh Terjemahan
INILAH.COM, Kairo - Para peneliti Amerika Serikat mengklaim telah menemukan jejak bencana kekeringan dan kebakaran melalui serbuk sari dan arang yang diawetkan di Delta Sungai Nil, Mesir.
Jejak yang ditemukan itu memberi bukti sejarah bahwa pernah terjadi bencana iklim di sana, termasuk kemarau hebat yang berkaitan dengan lengsernya Kerajaan Mesir Kuno, pada era yang kerap disebut Zaman Piramida itu.
Tim peneliti dari United States Geological Survey (USGS) dan University of Pennsylvania, AS, berharap mereka akan menemukan sedikit serbuk sari yang berasal dari lahan basah, indikator vegetasi, dan lebih banyak arang, sisa dari api, dari endapan yang terkubur dari masa kemarau itu.
USGS mengaku telah menemukan tepat seperti yang mereka inginkan dari empat periode yang berbeda, hingga 6.000 tahun silam.
Salah satu dokumen dari studi tersebut menyebutkan kekeringan terjadi sekitar 3.000 tahun yang lalu. Kekeringan itu berhubungan dengan kejatuhan Kerajaan Ugarit dan kelaparan di Kerajaan Babilonia dan Kerajaan Suriah Kuno di Timur Dekat.
Para peneliti juga menemukan kekeringan global yang besar sekitar 4.200 tahun silam. Bencana kekeringan itu berdampak serius, termasuk kelaparan, dan mungkin berperan di akhir Kerajaan Mesir Kuno.
"Bahkan tukang bangunan yang kuat, yang membangun piramida lebih dari 4.000 tahun yang lalu menjadi korban karena mereka tidak dapat merespon perubahan iklim," kata Direktur USGS Marcia McNutt seperti dikutip dari LiveScience.
Menurut McNutt, studi yang dimuat di jurnal Geology ini menggambarkan ketersediaan air menjadi masalah yang fatal di saat perubahan iklim di Mesir.
"Mungkin sekarang juga, perubahan iklim dapat menciptakan masalah fatal untuk planet yang didiami tujuh miliar orang-orang yang kehausan," papar McNutt, merujuk kepada planet Bumi yang kita tinggali saat ini.

Pengikut